Selasa, 20 Oktober 2009

Mentadaburi Ayat2 Kauniyah Allah


Hari Ahad beberapa waktu yang lalu, aku menemukan sesuatu yang tak pernah kujumpai sebelumnya. Tepat ketika adzan subuh berkumandang, aku bersama beberapa temanku sampai di suatu tempat yang biasanya dikunjungi orang2 untuk berwisata melepas lelah. Tanpa sengaja pandanganku tertuju ke atas langit. Subhanallah...bibir ini menyebut asmaNya. Hati ini memandang penuh takjub, sesaat aku terdiam, merenungi ciptaanNya yang begitu sempurna, begitu indahnya, langit yang luasnya tanpa batas, berdiri tegak tanpa memerlukan tiang untuk menopangnya, tak ada yang cacat sedikitpun. Langit itu dipenuhi bintang-bintang yang memancarkan cahaya, sungguh gemerlapnya. Begitu kecil diri ini di buatnya, begitu tak bermakna. Siapakah yang menciptakan ini semua?! Jawabnya, ALLAH...Tuhan penggenggam langit dan bumi beserta isinya. ALLAH..yang tiap-tiap nyawa dari tiap makhluk berada di tanganNya. Tiba-tiba ada sesuatu yang aku rasakan dalam hati ini, rasa kagum, kagum karena sungguh Allah kuasa untuk melakukan segala sesuatu, rasa heran, heran kenapa sedikit sekali manusia yang mau bersyukur padahal Allah begitu Maha Pemurah, namun juga ada rasa takut luar biasa, takut apabila Allah telah marah kepada hambaNya kemudian semua nikmat ini dicabutNya dan digantikan dengan adzab yang sangat pedih....Astaghfirullah...
.

Perlahan pandanganku beralih mengikuti suara gemuruh yang memecah keheningan malam. Allahu Akbar!! Satu lagi ciptaanNya yang sangat dahsyat. Hati ini bergetar hebat menyaksikan ombak yang bergulung-gulung ke tepi pantai. Seakan ingin mencengkram apa saja yang ditemuinya. Entah mengapa hati ini benar-benar bergetar menyaksikan fenomena alam yang satu ini. Suaranya yang bergemuruh, menghempaskan batu karang, lalu surut kembali, namun sesaat kemudian ombak itu datang lagi dengan gulungan yang lebih besar, dan begitu seterusnya....Sungguh indah Allah melukiskan semua ini untuk makhluknya. Lagi-lagi aku merasakan begitu kecil diri ini, begitu lemah, begitu tak berdaya...Astaghfirullahil 'Adzim...Tapi mengapa diri ini masih bisa menyombongkan diri?

Pukul 04.30 pagi, kami bergegas mengambil air wudhu dan mengelar tikar di tepi pantai, di atas pasir putih. Kami memang sengaja tidak sholat di Mushola, melainkan di hamparan pasir putih yang halus, sambil mendengarkan suara gemuruh ombak yang menggetarkan jiwa, hembusan angin pantai yang menyejukkan qolbu, dengan beratapkan langit yang mempesonakan hati. Subhanallah...Allahu Akbar...Maha Besar Engkau ya Robb, yang menciptakan semua ini tanpa bantuan siapapun!

Ketika menunggu teman2 lain yang masih mengambil wudhu, pandanganku berkeliling melihat suasana di sekitar pantai. Beberapa meter di sebelah kanan tempat tikar digelar untuk sholat Shubuh, aku melihat beberapa orang sedang berjoget, bernyanyi dengan suara yang keras dan tentunya ditemani dengan minuman keras serta wanita. Beberapa langkah di hadapanku, terlihat para pemuda bergenjreng riang memainkan gitarnya, dan agak jauh di belakangku, berdiri beberapa kemah, di sana terdapat beberapa orang yang sedang bergurau dan tertawa terbahak-bahak dengan pasangannya masing2. Aku jadi ingat akan firman Allah...

“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang dzolim. Sesungguhnya Allah member tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak, mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab Allah kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang dzolim, “Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti Rasul-Rasul.” (kepada mereka dikatakan), “bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa? Dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan.” Ibrahim ayat 42-45.

Tidak sadarkah mereka bahwa telah datang waktu Shubuh?? Tidak fahamkah mereka bahwa Sang Kholiq telah memanggil-manggil para hambaNya untuk menyembah Tuhan yang menciptakan mereka?? Sungguh sedikitpun Allah tak butuh makhluk2Nya.

Kami berwudhu menggunakan air laut, di mana kami harus menantang ombak yang mencoba menghampiri kami, ada perasaan takut yang menyelimuti...Bagaimana tidak? Sewaktu-waktu kami dapat terseret gulungan ombak. Tiba2 tanpa dikomando, serentak kami berbalik arah, berlari berusaha menjauhi ombak yang seakan sedang mengejar kami. Hati ini bertanya..Ini baru berhadapan dengan ombak, bagaimana bila berhadapan dengan yang menciptakan ombak?Allah SWT..yang kelak akan meminta pertangungjawaban kita di akhirat, sungguh Allah maha cepat perhitunganNya, Astaghfirullahil adzim...Hatiku pasrah. Baru melihat gugusan bintang dan luasnya langit saja, aku sudah merasa kecil dan lemah, baru mendengarkan gemuruh ombak yang memecah kesunyian saja sudah takutnya luar biasa, apalagi bila berhadapan langsung dengan Allah, dengan membawa banyak dosa dan tanpa amal, hanya ada penyesalan yang sudah tak berguna lagi. Sungguh bodoh dan hinanya diri ini, tapi masih saja sering menyombongkan diri.

Aku berusaha mentadaburi ayat2 kauniyah Allah SWT melalui beberapa ciptaanNya, yaitu langit yang dipenuhi oleh gugusan bintang nan mempesona beserta ombak yang menggetarkan jiwa. Ya Allah..Engkau benar2 sempurna dan ciptaanMu pun semuanya sempurna, tak ada sedikitpun yang cacat dan sia2. Engkau benar2 Maha Agung, kepada kami Engkau perlihatkan keagunganMu melalui ciptaan2Mu yang tiada duanya. Engaku Maha Besar, dan kami begitu kecil. Engkau tunjukkan keperkasaanMu sehingga kami terhenyak menyaksikan ciptaan2Mu yang maha dahsyat.
Walaupun kami sering dzholim dan selalu bermaksiat kepadaMu, Engkau masih saja sayang dan cinta kepada kami dengan tetap melimpahkan rahmatMu yang tak pernah berhenti..."Maka nikmat TuhanMu yang manakah yang kamu dustakan..."

Aku hanya bisa berdo’a dalam hati ini, Ya Allah hamba takut jikalau apa yang sudah hamba lakukan selama ini di dunia akan sia-sia di mataMu, hamba takut jikalau amal yang selama ini di bangga-banggakan tidak cukup menebus dosa-dosa yang pernah hamba lakukan. Ampuni ya Allah jikalau diri ini sering menyombongkan diri dihadapanMu, selalu lalai dalam melaksanakan perintahMu. Ampunilah ya Allah jikalau hamba masih berlumur dosa dan berkubang dalam kemaksiatan. Ampuni bila hamba lupa bersyukur dan masih jauh dari bersyukur. Ampuni dosa2 hamba, dosa kedua orang tua hamba, dan dosa saudara-saudara seiman yang hamba cintai. Ya Allah, jangan biarkan hamba seperti orang buta yang berjalan di dalam hutan kegelapan. Hidupkanlah ya Allah, hidupkan iman dalam dada hamba, dalam kehidupan hamba. Di sisa umur ini, yang hamba minta adalah bimbingan terus menerus agar dapat memperbaiki diri dan mampu membawa manfaat bagi orang lain. Aminn… Dari hambamu yang selalu merindukan cinta dan kasih sayangMu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar